Rabu, 20 Agustus 2014

Review film "Krakatoa The Last Day" Kelompok GRANIT




Review cerita di luar film
            Kami menonton film ini pada hari Minggu, 17 Agustus di rumah Tika teman kami. Kami menonton film di garasi mobilnya dengan memakai tikar. Sebelumnya kami makan bersama dulu, memesan menu ayam goreng di Olive. Pukul 18.30, kami mulai menontonnya.

Review film
            Film ini dirilis tahun 2006. Film “krakatoa the last day” didasari oleh catatan-catatan Roger Verbeek seorang ahli geologi yang menjadi saksi kejadiannya dan Tokaya sebagai juru tulisnya.
            Indonesia memiliki 100 gunung aktif salah satunya krakatau. Gunung krakatau terletak di tengah Selat Sunda yaitu 30 mil dari daratan. Krakatau memiliki 3 kawah aktif. Dalam cerita hidup seorang warga Belanda, Haarlem yang ikut mengalami peristiwa krakatau. Peristiwa meletusnya krakatau terjadi pada tahun 1883.
Dari bulan Mei tahun 1883 sudah mulai terasa gempa di sekitar krakatau tapi warga tidak mau tahu dengan kejadian itu begitu juga para ilmuwan. Tanggal 20 Mei pertama kali krakatau mengeluarkan asap. Dalam film, pada tanggal 27 Mei, merapat sebuah kapal London yang membawa 86 penyewa menuju krakatau. Pada saat itu juga aktifitas krakatau meningkat. Sepanjang Mei sampai Juni, krakatau dengan 3 kawah terus mengeluarkan asap berwarna biru dan hijau jika terkena cahaya matahari.
Tanda-tanda aneh pun sudah sering terjadi yaitu kera dan burung tidak ada di pohon serta ayam-ayam tidak bertelur. Istri Harleem sudah pernah menyampaikan hal itu kepada ilmuwan tapi mereka tetap saja tidak sadar akan tanda-tanda peristiwa krakatau.
Tanggal 26 Agustus 1883 pukul 13.00 pada saat upacara pembukaan pasar di sana meletuslah krakatau pertama kali. Lebih dari 1 juta meter kubik batu abu dan batu apung per detiknya dimuntahkan dari gunung. Terjadi longsor besar yang mempengaruhi air laut sehingga terjadi pasang surut air laut. Kurang dari satu jam gumpalan abu setinggi 30 mil menutupi segala arah. Pukul 14.30, air laut surut mendadak lalu tiba-tiba terjadi tsunami ke arah utara yang menghajar pemukiman sekitar pantai. Pada malam harinya terjadi hujan abu dan terlihat gas dan abu bercampur menghasilkan letupan listrik.
Pada tanggal 27 Agustus atau esok harinya tak ada fajar terbit. Semua tampak gelap. Sepanjang malam dentuman krakatau terdengar sampai ratusan 3000 mil hingga Australia. Setelah 20 jam meletus maka dapur magma krakatau pun kosong. Karena kosong maka gunung pun mulai runtuh. Jutaan ton batu abu dan apung tertumpah ke laut. Abu, gas, dan batu memanaskan hingga lebih dari 500 derajat celcius merambah sepanjang laut menuju Sumatra Selatan.
Penduduk banyak yang tewas. Bahkan hewan seperti kuda, kambing dan sapi juga tewas serta rumah-rumah yang luluh lantah tersapu gelombang tsunami. Penduduk yang selamat berpindah menuju dataran tinggi. Abu panas pun ikut membakar para penduduk hingga ribuan orang tewas. Letusan krakatau menghancurkan 165 desa di pantai dan menewaskan 36.000 orang.
Dalam film juga diceritakan bahwa ditemukan mayat dan batu apung di pantai Afrika setahun kemudian. Penguasa Belanda memesan 250.000 galon berisi bensin untuk membakar mayat.
Dampak letusannya sangat jauh. 20 juta ton belerang dilepas ke atmosfer yang menyebabkan pandangan senja luar biasa di seluruh planet. Juga menurunkan suhu global di bumi. Tahun 1927, 300 meter di bawah Selat Sunda gunung krakatau meletus kembali. Hingga abad ke 20 krakatau pun menghilang. Menurut ramalan Verbeek gunung baru akan muncul dengan kecepatan tumbuh 5 meter per tahun. Orang Indonesia menyebutnya anak krakatau. Kini jutaan oang hidup dalam pandangannya dan akan terus tumbuh.
Menurut Verbek, gunung berapi itu sebuah proses geologis yang rumit yang terbentuk jutaan tahun yabg lalu. Catatan-catatan pada film “krakatoa” karya Roger Verbeek pun menjad dasar vulkanologi modern yang memberi catatan kunci dari siklus letusan bagi para ilmuwan.

 Fakultas Geografi
UNIVERSITAS GADJAH MADA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar